Saturday, April 19, 2014

Tari Mung Dhe dari Nganjuk


Kali ini saya akan menceritakan tentang tarian yang berasal dari nganjuk “Mung Dhe”, seni tari yang sangat terkenal di dunia kesenian, dan selalu di tampilkan saat ada pagelaran kesenian di jawa timur. Saya sudah sangat sering melihat seni tari ini ditampilkan dimana mana. Mulai dari pencarian bakat dan berbagai festival di jawa timur.Lama sudah nggak posting lagi, moga postingan ini bermanfaat bagi anda.

Mung dhe merupakan salah satu seni tari yang berasal dari Desa Garu yang ada di Kecamatan Baron Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Sedikit cerita dari muncul tari ini. Kelahiran kesenian tari Mung Dhe ini terkait erat dengan ontran-ontran di Jawa Tengah pada awal abad ke-19, pada saat terjadinya peperangan Diponegoro (1923-1930). Perjuangan Pangeran Diponegoro saat melawan bangsa kolonial di Jawa Tengah waktu itu mendapat kegagalan. Pengikut Diponegoro terpecah belah dan menyebar di Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Para prajurit yang masih tersisa berupaya menyusun kekuatan. Namun upaya itu tidak berani terang-terangan melainkan dengan cara berpura-pura menari dan mengamen berkeliling.

Dengan gerakan-gerakan yang khas yaitu menggambarkan gerakan perjuangan dengan latihan baris-berbaris dan adegan perang. Cara seperti ini mereka tempuh untuk mengelabuhi pasukan Belanda yang selalu mengikuti dan mengintai sisa-sisa prajurit Diponegoro berada dan usaha mereka ternyata berhasil dan tidak diketahui oleh pasukan Belanda dengan gerak-gerak yang memiliki makna dan simbol tertentu. Tari Mung Dhe memang sarat dengan nilai perjuangan dan bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air, heroik patriotisme.

Biasanya tari Mung Dhe melibatkan 14 pemain dengan masing-masing peran pada awalnya, yaitu :
2 orang berperan sebagi penari /prajurit. 
2 orang berperan sebagi pembawa bendera. 
2 orang berperan sebagai botoh (Pihak yang membantu dan memberi semangat)
8 orang berperan sebagai penabuh /pengiring.


Botohnya ada dua yaitu penthul untuk pihak yang menang dan tembem untuk pihak yang kalah. Sikap dan tingkah laku kedua botoh ini terlihat lucu, sehingga membuat orang yang menyaksikan tari Mung Dhe terkesan tegang karena yang berlatih perang memakai pedang,  dan kadang merasa geli karena botohnya lucu.

tetapi menurut pada perkembanganya ,sekarang hanya melibatkan 12 orang, yaitu 6 alat untuk 6 orang pemain.

Di dalam pengaturan organisasi tari Mung Dhe untuk penarinya adalah laki-laki serta perempuan dan dalam tingkatan usia dewasa (baik yang menikah atau yang belum).
Pada perkembangan sekarang ini, tari Mung Dhe sering ditampilkan pada acara-acara yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk, seperti Pemilihan Duta Wisata, maupun Grebeg Suro, maupun Jamasan Pusaka, serta saat Upacara Wisuda Waranggono ( berasal dari desa ngrajek kec.tanjunganom ).

Ditulis Oleh : Unknown // 6:51 AM
Kategori:

0 komentar: